Ini Danau Tempat 1.746 Orang Mati Dalam Semalam
Ini Danau Tempat 1.746 Orang Mati Dalam Semalam
Harian44 - Younde Sekilas melihat, danau satu ini seperti layaknya danau pada umumnya. Sampai traveler tahu, di danau inilah 1.746 orang mati dalam semalam.
Danau ini bernama Danau Nyos. Lokasinya sekitar 315 Km sebelah barat laut Yaounde, ibu kota Kamerun. Ya, inilah danau pembawa bencana dari Afrika. Danau ini jadi lokasi dimana 1.746 orang mati secara seketika.
Kisah tentang bencana Danau Nyos masih diingat betul oleh warga Kamerun. Mereka yang masih percaya tahayul, mengaitkan bencana terebut dengan kekuatan roh jahat yang tinggal dan menyelimuti danau ini.
Penduduk setempat percaya, kematian 1.746 orang yang tinggal di sekitar Danau Nyos diakibatkan oleh kekuatan jahat yang muncul di danau tersebut. Danau ini pun mendapat julukan sebagai 'The Bad Lake' alias Danau Jahat Pembawa Sial.
Padahal bencana tersebut bisa dijelaskan secara ilmiah. Bencana yang terjadi pada 21 Agustus 1986 itu diakibatkan oleh semburan gas CO2 yang terjadi secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang melimpah.
Tak kurang 1,2 Kilometer kubik gas CO2 menyelimuti Desa Cha Sebum, Nyos dan Kam yang berada di sekitar danau. Sebanyak 1.746 warga sipil pun meregang nyawa akibat ledakan tersebut.
Terbentuk di tahun 1600-an, Danau Nyos sebenarnya adalah kawah vulkanik. Kandungan gas CO2 di danau ini sangat tinggi. Para peneliti menyebut dalam satu galon air Danau Nyos, terkandung lima galon gas CO2.
Dalam dunia geologi, Danau Nyos adalah anomali. Alih-alih dilepaskan ke atmosfer, Danau Nyos justru menyimpan gas CO2 di dalam hingga menciptakan suatu wadah bertekanan tinggi. Danau ini jadi seperti bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak.
Padahal bencana tersebut bisa dijelaskan secara ilmiah. Bencana yang terjadi pada 21 Agustus 1986 itu diakibatkan oleh semburan gas CO2 yang terjadi secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang melimpah.
Tak kurang 1,2 Kilometer kubik gas CO2 menyelimuti Desa Cha Sebum, Nyos dan Kam yang berada di sekitar danau. Sebanyak 1.746 warga sipil pun meregang nyawa akibat ledakan tersebut.
Terbentuk di tahun 1600-an, Danau Nyos sebenarnya adalah kawah vulkanik. Kandungan gas CO2 di danau ini sangat tinggi. Para peneliti menyebut dalam satu galon air Danau Nyos, terkandung lima galon gas CO2.
Dalam dunia geologi, Danau Nyos adalah anomali. Alih-alih dilepaskan ke atmosfer, Danau Nyos justru menyimpan gas CO2 di dalam hingga menciptakan suatu wadah bertekanan tinggi. Danau ini jadi seperti bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak.
Terbukti, pada bulan Agustus tahun 1986, peristiwa itu terjadi. Danau Nyos meledak. Istilah ilmiahnya dikenal sebagai letusan limnic (Limnic Eruption).
Dalam waktu 20 detik saja, gas mematikan menyebar hingga radius 15 mil. Hampir tidak ada yang selamat. Kalaupun selamat, presentasinya sangat sedikit sekali.
Seperti di Desa Nyos sendiri, hanya 6 orang yang selamat dari 800 orang warga yang tinggal di sana. Bencana ini juga turut merenggut nyawa kurang lebih 3.500 ekor ternak.
Setelah peristiwa mengerikan itu, para peneliti menemukan cara agar insiden yang sama tidak terulang. Mereka memasang pipa gas di bawah untuk meloloskan gas CO2 yang terjebak di dalam danau.
Dalam waktu 20 detik saja, gas mematikan menyebar hingga radius 15 mil. Hampir tidak ada yang selamat. Kalaupun selamat, presentasinya sangat sedikit sekali.
Seperti di Desa Nyos sendiri, hanya 6 orang yang selamat dari 800 orang warga yang tinggal di sana. Bencana ini juga turut merenggut nyawa kurang lebih 3.500 ekor ternak.
Setelah peristiwa mengerikan itu, para peneliti menemukan cara agar insiden yang sama tidak terulang. Mereka memasang pipa gas di bawah untuk meloloskan gas CO2 yang terjebak di dalam danau.
Jadi jangan heran kalau melihat ada air menyembur dari dalam danau seperti air mancur. Itu adalah proses pelepasan gas CO2 yang dilakukan secara sengaja.
Kini, Danau Nyos bisa kerap dikunjungi wisatawan atau para peneliti yang terus memantau kondisi danau. Semoga danau ini tidak 'berulah' lagi di masa depan.
Kini, Danau Nyos bisa kerap dikunjungi wisatawan atau para peneliti yang terus memantau kondisi danau. Semoga danau ini tidak 'berulah' lagi di masa depan.
Komentar
Posting Komentar