✬ Terbang dengan CN235 Buatan Indonesia
Ferry Flight CN235 RTP Sampai ke TujuanCN235 220M Multi purpose RTP ✬
Setelah mengudara total selama delapan jam, ferry flight CN235 akhirnya sampai ke tujuan akhir, yakni Lapangan Terbang Don Muang, Bangkok. Di tempat inilah Royal Thai Police, pengguna pesawat ini, selanjutnya akan menempatkan pesawat ini sebagai markas utamanya.
Di sepanjang rute penerbangan, sebenarnya tampak banyak sekali tumbuh awan-awan cumulus yang amat berbahaya. Namun pilot berhasil melewatinya tanpa masalah berarti.
Terbang dari bandara transit Hatyai, di selatan Thailand, Sabtu (26/11) pada pukul 09.00 pagi, pesawat mendarat pukul 11.30 di hari yang sama. Pejabat di markas RTP Dong Muang menyambut hangat kedatangan tim ferry flight yang sudah amat ditunggu.
Baik Capt. Esther Gayatri Saleh maupun Pol. Col. Suttipong Patchrak yang hari ini menjadi pilot in command, mendapat pangalungan bunga sebagai tanda selamat datang dan terima kasih. Setelah itu, sejumlah pejabat RTP berkesempatan menengok bagian dalam pesawat.
Kokpit cn235
Ada perasaan bangga di dada Angkasa ketika mereka mengagumi pesawat buatan Anak Bangsa ini. Dalam sambutannya, atas nama RTP, Suttipong juga menyatakan penghargaan yang begitu tinggi atas kesabaran Capt. Esther yang telah sekaligus mendidik enam penerbang CN235 RTP, termasuk dirinya.
“Kini, RTP punya tiga kapten pilot CN235 termasuk dirinya, dan tiga kopilot. Kami dilatih di wilayah Kupang (NTT),” ungkap Suttipong kepada Angkasa, yang juga tak habis percaya terhadap kemampuan Esther yang sekaligus merangkap pilot uji satu-satunya untuk DI.
Sebelumnya, RTP pernah memiliki sebuah CN235 versi lama (desk 100) buatan CASA Spanyol, tapi pesawat ini sudah lama tak beroperasi. Dengan demikian, kedatangan CN235-220M dalam versi yang telah disempurnakan ini, seperti mengobati rasa kangen atas pesawat yang pernah mereka terbangkan.
Kekaguman atas performa, kecanggihan kokpit dan konfigurasi CN235 RTP yang baru ini, dikabarkan telah mendorong pimpinan RTP untuk membeli sejumlah pesawat yang sama dari Indonesia. Bagi RTP, CN235 akan digunakan untuk angkutan VIP, troop transport, medevac, kargo, dan untuk angkut penumpang.
[Adrianus Darmawan]
Ferry flight yang mengikutkan Adrianus Darmawan dari Angkasa sebagai satu-satunya wartawan ini, lepas landas dari Bandung, Jumat (25/11) pukul 10.20 pagi dan mendarat selamat di tempat transit Hatyai pada pukul 15.50. Tidak ada perbedaan waktu Hatyai dengan Bandung.
Keesokan harinya, yakni hari ini (Sabtu, 26/11), pesawat melanjutkan perjalanan ke tujuan akhir, yakni Dong Muang di ibukota Thailand, Bangkok. Lepas landas pukul 09.00, lalu mendarat tanpa hambatan pukul 11.30 tadi.
Selain kedua penerbang, Flight Engineer Heru Riadhi dan Kepala Proram CN235 I Made Kardana, turut serta pula dalam ferry flight itu tujuh kru teknik dan mekanik dari DI. Bagi Angkasa, penerbangan ini benar-benar membangkitkan rasa bangga terhadap karya Anak Bangsa yang ternyata amat dikagumi negara-negara tetangga.
Author: Adrianus Darmawan
Setelah mengudara total selama delapan jam, ferry flight CN235 akhirnya sampai ke tujuan akhir, yakni Lapangan Terbang Don Muang, Bangkok. Di tempat inilah Royal Thai Police, pengguna pesawat ini, selanjutnya akan menempatkan pesawat ini sebagai markas utamanya.
Di sepanjang rute penerbangan, sebenarnya tampak banyak sekali tumbuh awan-awan cumulus yang amat berbahaya. Namun pilot berhasil melewatinya tanpa masalah berarti.
Terbang dari bandara transit Hatyai, di selatan Thailand, Sabtu (26/11) pada pukul 09.00 pagi, pesawat mendarat pukul 11.30 di hari yang sama. Pejabat di markas RTP Dong Muang menyambut hangat kedatangan tim ferry flight yang sudah amat ditunggu.
Baik Capt. Esther Gayatri Saleh maupun Pol. Col. Suttipong Patchrak yang hari ini menjadi pilot in command, mendapat pangalungan bunga sebagai tanda selamat datang dan terima kasih. Setelah itu, sejumlah pejabat RTP berkesempatan menengok bagian dalam pesawat.
Kokpit cn235
Ada perasaan bangga di dada Angkasa ketika mereka mengagumi pesawat buatan Anak Bangsa ini. Dalam sambutannya, atas nama RTP, Suttipong juga menyatakan penghargaan yang begitu tinggi atas kesabaran Capt. Esther yang telah sekaligus mendidik enam penerbang CN235 RTP, termasuk dirinya.
“Kini, RTP punya tiga kapten pilot CN235 termasuk dirinya, dan tiga kopilot. Kami dilatih di wilayah Kupang (NTT),” ungkap Suttipong kepada Angkasa, yang juga tak habis percaya terhadap kemampuan Esther yang sekaligus merangkap pilot uji satu-satunya untuk DI.
Sebelumnya, RTP pernah memiliki sebuah CN235 versi lama (desk 100) buatan CASA Spanyol, tapi pesawat ini sudah lama tak beroperasi. Dengan demikian, kedatangan CN235-220M dalam versi yang telah disempurnakan ini, seperti mengobati rasa kangen atas pesawat yang pernah mereka terbangkan.
Kekaguman atas performa, kecanggihan kokpit dan konfigurasi CN235 RTP yang baru ini, dikabarkan telah mendorong pimpinan RTP untuk membeli sejumlah pesawat yang sama dari Indonesia. Bagi RTP, CN235 akan digunakan untuk angkutan VIP, troop transport, medevac, kargo, dan untuk angkut penumpang.
[Adrianus Darmawan]
Ferry flight yang mengikutkan Adrianus Darmawan dari Angkasa sebagai satu-satunya wartawan ini, lepas landas dari Bandung, Jumat (25/11) pukul 10.20 pagi dan mendarat selamat di tempat transit Hatyai pada pukul 15.50. Tidak ada perbedaan waktu Hatyai dengan Bandung.
Keesokan harinya, yakni hari ini (Sabtu, 26/11), pesawat melanjutkan perjalanan ke tujuan akhir, yakni Dong Muang di ibukota Thailand, Bangkok. Lepas landas pukul 09.00, lalu mendarat tanpa hambatan pukul 11.30 tadi.
Selain kedua penerbang, Flight Engineer Heru Riadhi dan Kepala Proram CN235 I Made Kardana, turut serta pula dalam ferry flight itu tujuh kru teknik dan mekanik dari DI. Bagi Angkasa, penerbangan ini benar-benar membangkitkan rasa bangga terhadap karya Anak Bangsa yang ternyata amat dikagumi negara-negara tetangga.
Author: Adrianus Darmawan
Komentar
Posting Komentar