Kapal China Berusaha Kabur, TNI AL Lepaskan Tembakan
Mereka baru berhenti setelah tim TNI AL melakukan penyergapanLaksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman. (VIVA.co.id/ Agus Rahmat.) ☆
Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) TNI, berhasil menangkap kapal China yang diduga mencuri ikan di kawasan Natuna, pada Jumat, 27 Mei 2016.
Dalam keterangan resminya, awalnya kapal Indonesia yakni KRI OWA-354 sekitar pukul 13.30 WIB saat berpatroli di perairan Natuna, mendeteksi kapal di arena Zona Ekonomi Ekslusif atau ZEE Indonesia. Tetapi hanya berkecepatan 3,5 knot.
Setelah didata, maka terdeteksi kapal tersebut adalah kapal ikan. Lalu dilakukan pendekatan ke kapal tersebut. Namun, tiba-tiba kapal China itu menambah kecepatan menjadi 8 knot.
Sekitar pukul 14.50 WIB, KRI OWA-354 dengan pengeras suara memerintahkan untuk berhenti dan mematikan mesinnya. Tetapi, kapal ikan China itu tidak menghiraukan dan bermanuver menghindari kapal KRI.
KRI OWA-354 lalu mengejar dan mendekat lagi ke kapal China tersebut hingga berjarak 400 yards.
"Komandan memerintahkan untuk melaksanakan tembakan peringatan ke udara menggunakan laras panjang," ujar Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman, di Markas Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), Jakarta, Sabtu, 28 Mei 2016.
Tembakan menggunakan 6 pucuk SAVZ masing-masing 2 butir amunisi hampa, 10 butir amunisi tajam, 2 pucuk SS-1 masing-masing 10 butir amunisi tajam. Lalu 4 mitraliur 12,7 mm masing-masing 10 butir amunisi tajam. Namun, tembakan itu tidak juga dihiraukan, dan kapal China itu menghindar dengan bergerak berputar.
Hingga pukul 15.30 WIB, tembakan peringatan kembali dilakukan oleh KRI OWA-354. Namun tetap tidak dihiraukan, dan kapal China itu mengambil langkah zig-zag.
"Komandan memerintahkan untuk melaksanakan tembakan ke arah buritan kapal atau ruang mesin," lanjutnya.
Namun tembakan-tembakan itu, kembali tidak dihiraukan dan berusaha menjauh dari KRI. Lalu tembakan juga diarahkan ke anjungan kapal. Namun kembali tidak dihiraukan oleh kapal ikan China ini.
Akhirnya diputuskan, diterjunkan Visit, Board, Search, and Seizure (VBSS) yang bergerak dari lambung kiri KRI untuk selanjutnya melakukan penyergapan ke kapal China tersebut.
Sekitar pukul 17.00 WIB, tim berhasil naik ke kapal China itu dan melepaskan tembakan peringatan ke udara. Tujuh menit kemudian, kapal tersebut berhasil dikuasai sepenuhnya oleh tim.
Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman mengatakan, kapal itu memang diduga kuat mencuri ikan di wilayah Indonesia. Apalagi, ditemukan ikan yang masih segar, dan jenisnya identik dengan ikan yang ada di perairan tersebut.
Kapal China yang ditangkap bernama Gui Bei Yu dengan nomor 27088. Taufiq mengatakan, kapal besar itu bisa memuat sekitar 500 ton ikan. Setelah disidik, nantinya akan diserahkan ke Kejaksaan untuk diproses berdasarkan hukum Indonesia.
Penangkapan dilakukan di sekitar perairan Natuna
Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman mengatakan, pada Jumat malam, 27 Mei 2016 pihaknya telah menangkap kapal yang diduga melakukan illegal fishing di perairan Indonesia. Kapal itu berbendera China.
Kapal ikan China itu bernama Gui Bei Yu dengan nomor 27088. Penangkapan dilakukan di sekitar perairan Natuna, kawasan Zona Ekonomi Ekslusif atau ZEE Indonesia.
Dalam keterangan pers di Markas Komando Koarmabar, Jakarta, Taufiq menjelaskan, awalnya bermula dari patroli. Partroli dilakukan, sebagai tindak lanjut dari rapat komando Armabar dua pekan lalu.
"Untuk menterjemahkan perintah dari komando atas dalam hal ini Panglima TNI, salah satunya kita dimintakan kehadiran di laut China Selatan dan sampai batas terluar," katanya, Sabtu, 28 Mei 2016.
Setelah dilakukan patroli, menggunakan KRI OWA-354, terdeteksi kapal China yang melakukan illegal fishing atau pencurian ikan.
"Kemudian kita tangkap. Pada saat ditangkap kita bawa ke Natuna rusak mesinnya kemudian kita tarik pakai tali," katanya.
Di saat itu, datang kapal China Coast Guard 3303. Kemungkinan, kehadiran kapal China ini karena ada laporan komunikasi dari kapal nelayan yang ditangkap itu. China lantas mempertanyakan kenapa kapal warganya itu ditarik oleh Indonesia.
"Kita bilang ini sedang penegakan hukum, ini wilayah eksklusif Indoneisa, silakan penegakan hukum. Terus dia kembali," ujarnya menambahkan.
Di dalam kapal nelayan China itu, terdapat 8 Anak Buah Kapal atau ABK dan semuanya berkewarganegaraan China.
"Kemudian ada ikan campuran tapi jumlahnya saya belum tahu. Mungkin baru besok kita cek," katanya.
Diduga kuat, ikan itu ditangkap di perairan ZEE Indonesia mengingat kesegaran ikan dan karakteristik ikan yang memang ada di wilayah tersebut. Hingga kini, kapal China itu sudah ada di Natuna. Selanjutnya, kata Taufiq, pihaknya akan melakukan penyelidikan untuk selanjutnya diproses hukum oleh Kejaksaan. (mus)
Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) TNI, berhasil menangkap kapal China yang diduga mencuri ikan di kawasan Natuna, pada Jumat, 27 Mei 2016.
Dalam keterangan resminya, awalnya kapal Indonesia yakni KRI OWA-354 sekitar pukul 13.30 WIB saat berpatroli di perairan Natuna, mendeteksi kapal di arena Zona Ekonomi Ekslusif atau ZEE Indonesia. Tetapi hanya berkecepatan 3,5 knot.
Setelah didata, maka terdeteksi kapal tersebut adalah kapal ikan. Lalu dilakukan pendekatan ke kapal tersebut. Namun, tiba-tiba kapal China itu menambah kecepatan menjadi 8 knot.
Sekitar pukul 14.50 WIB, KRI OWA-354 dengan pengeras suara memerintahkan untuk berhenti dan mematikan mesinnya. Tetapi, kapal ikan China itu tidak menghiraukan dan bermanuver menghindari kapal KRI.
KRI OWA-354 lalu mengejar dan mendekat lagi ke kapal China tersebut hingga berjarak 400 yards.
"Komandan memerintahkan untuk melaksanakan tembakan peringatan ke udara menggunakan laras panjang," ujar Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman, di Markas Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), Jakarta, Sabtu, 28 Mei 2016.
Tembakan menggunakan 6 pucuk SAVZ masing-masing 2 butir amunisi hampa, 10 butir amunisi tajam, 2 pucuk SS-1 masing-masing 10 butir amunisi tajam. Lalu 4 mitraliur 12,7 mm masing-masing 10 butir amunisi tajam. Namun, tembakan itu tidak juga dihiraukan, dan kapal China itu menghindar dengan bergerak berputar.
Hingga pukul 15.30 WIB, tembakan peringatan kembali dilakukan oleh KRI OWA-354. Namun tetap tidak dihiraukan, dan kapal China itu mengambil langkah zig-zag.
"Komandan memerintahkan untuk melaksanakan tembakan ke arah buritan kapal atau ruang mesin," lanjutnya.
Namun tembakan-tembakan itu, kembali tidak dihiraukan dan berusaha menjauh dari KRI. Lalu tembakan juga diarahkan ke anjungan kapal. Namun kembali tidak dihiraukan oleh kapal ikan China ini.
Akhirnya diputuskan, diterjunkan Visit, Board, Search, and Seizure (VBSS) yang bergerak dari lambung kiri KRI untuk selanjutnya melakukan penyergapan ke kapal China tersebut.
Sekitar pukul 17.00 WIB, tim berhasil naik ke kapal China itu dan melepaskan tembakan peringatan ke udara. Tujuh menit kemudian, kapal tersebut berhasil dikuasai sepenuhnya oleh tim.
Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman mengatakan, kapal itu memang diduga kuat mencuri ikan di wilayah Indonesia. Apalagi, ditemukan ikan yang masih segar, dan jenisnya identik dengan ikan yang ada di perairan tersebut.
Kapal China yang ditangkap bernama Gui Bei Yu dengan nomor 27088. Taufiq mengatakan, kapal besar itu bisa memuat sekitar 500 ton ikan. Setelah disidik, nantinya akan diserahkan ke Kejaksaan untuk diproses berdasarkan hukum Indonesia.
Penangkapan dilakukan di sekitar perairan Natuna
Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman mengatakan, pada Jumat malam, 27 Mei 2016 pihaknya telah menangkap kapal yang diduga melakukan illegal fishing di perairan Indonesia. Kapal itu berbendera China.
Kapal ikan China itu bernama Gui Bei Yu dengan nomor 27088. Penangkapan dilakukan di sekitar perairan Natuna, kawasan Zona Ekonomi Ekslusif atau ZEE Indonesia.
Dalam keterangan pers di Markas Komando Koarmabar, Jakarta, Taufiq menjelaskan, awalnya bermula dari patroli. Partroli dilakukan, sebagai tindak lanjut dari rapat komando Armabar dua pekan lalu.
"Untuk menterjemahkan perintah dari komando atas dalam hal ini Panglima TNI, salah satunya kita dimintakan kehadiran di laut China Selatan dan sampai batas terluar," katanya, Sabtu, 28 Mei 2016.
Setelah dilakukan patroli, menggunakan KRI OWA-354, terdeteksi kapal China yang melakukan illegal fishing atau pencurian ikan.
"Kemudian kita tangkap. Pada saat ditangkap kita bawa ke Natuna rusak mesinnya kemudian kita tarik pakai tali," katanya.
Di saat itu, datang kapal China Coast Guard 3303. Kemungkinan, kehadiran kapal China ini karena ada laporan komunikasi dari kapal nelayan yang ditangkap itu. China lantas mempertanyakan kenapa kapal warganya itu ditarik oleh Indonesia.
"Kita bilang ini sedang penegakan hukum, ini wilayah eksklusif Indoneisa, silakan penegakan hukum. Terus dia kembali," ujarnya menambahkan.
Di dalam kapal nelayan China itu, terdapat 8 Anak Buah Kapal atau ABK dan semuanya berkewarganegaraan China.
"Kemudian ada ikan campuran tapi jumlahnya saya belum tahu. Mungkin baru besok kita cek," katanya.
Diduga kuat, ikan itu ditangkap di perairan ZEE Indonesia mengingat kesegaran ikan dan karakteristik ikan yang memang ada di wilayah tersebut. Hingga kini, kapal China itu sudah ada di Natuna. Selanjutnya, kata Taufiq, pihaknya akan melakukan penyelidikan untuk selanjutnya diproses hukum oleh Kejaksaan. (mus)
Komentar
Posting Komentar